Bagaimana Sistem Kredit Semester Universitas Luar Negeri?
Sistem Kredit Semester (SKS)
Sebagai seorang mahasiswa, kalian pasti familiar dengan istilah SKS atau Sistem Kredit Semester. SKS adalah sebuah sistem penghitungan jumlah waktu belajar pada jenjang perguruan tinggi. SKS sama halnya dengan jam mata pelajaran yang ada di sekolah jenjang SD hingga SMA. Kelebihan sistem ini adalah setiap mahasiswa memiliki kebebasan untuk mengambil mata kuliah mana yang ingin ia ambil atau mata kuliah yang sama, namun diampu atau diajar oleh 2 dosen yang berbeda.
Kegunaan Sistem Kredit Semester (SKS)
SKS digunakan untuk menghitung beberapa hal di bawah ini yang dihitung tiap semester:
- Beban belajar seorang mahasiswa
- Keberhasilan usaha belajar seorang mahasiswa
- Banyaknya beban belajar yang diperlukan seorang mahasiswa untuk menyelesaikan suatu program
- Banyaknya beban ajar bagi dosen
Berapa banyak SKS yang diperlukan untuk lulus kuliah? Jawaban dari pertanyaan ini berbeda-beda tergantung program studi yang diambil dan jenjang pendidikan. Untuk jenjang S1 umumnya seorang mahasiswa perlu menyelesaikan 144 hingga 160 SKS, sedangkan program D3 wajib menyelesaikan 110 hingga 120 SKS.
Lalu, bagaimana penghitungan per SKS-nya? Penghitungan ini dilakukan per minggu selama 1 semester atau sekitar 14 hingga 15 minggu. Sehingga seorang mahasiswa per 1 SKS-nya memiliki beban belajar sebagai berikut:
- 50 menit proses belajar-mengajar bersama dosen, termasuk tanya-jawab dan diskusi
- 1 jam tugas terstruktur yang dibuat atau direncanakan oleh dosen seperti tugas
- 1 jam tugas mandiri yang dilakukan selaras dengan tugas seperti membaca buku rujukan, melakukan reviu kuliah, menyiapkan materi presentasi, dan sebagainya.
- Seminar atau bentuk belajar lain selama 2 jam 50 menit yang dibagi menjadi 2:
- Belajar dengan dosen selama 1 jam 40 menit, dan
- Kegiatan mandiri selama 1 jam 10 menit
Satu SKS tidak berarti 1 mata kuliah, namun 1 mata kuliah dapat terdiri dari 2 hingga 4 SKS. Sehingga, jika kamu memiliki 1 mata kuliah dengan beban belajar, maka kamu wajib datang pada 100 menit proses belajar bersama dosen dan 2 jam beban tugas terstruktur dan tugas mandiri per minggunya.
SKS di Eropa dan Amerika
Lalu, apakah universitas-universitas di luar negeri juga memiliki sistem beban belajar yang sama? Tentu saja ada. Namun, memiliki nama dan durasi yang berbeda-beda. Kita ambil contoh dari beberapa negara di bawah ini ya!
1. Negara-negara di Eropa
Di negara-negara Eropa, SKS ini disebut ECTS atau European Credit Transfer and Accumulation System. Mahasiswa di Eropa wajib memiliki setidaknya 30 beban ECTS per semester atau 60 ECTS per tahun. 60 ECTS ini setara dengan 1.500 hingga 1.800 jam beban belajar. Beban belajar ini terdiri dari proses belajar dengan dosen, belajar mandiri, dan belajar terstruktur.
Satu ECTS setara dengan 25 hingga 30 jam belajar per minggunya. Sehingga, 1 ECTS setara dengan 1,5 hingga 1,3 SKS. Rentang jam belajar ini berbeda-beda tergantung kebijakan negara yang dijelaskan di bawah ini:
- Austria, Italia dan Spanyol: 25 jam kuliah
- Finlandia: 27 jam
- Belanda, Portugal: 28 jam
- Jerman, Belgia, Romania, dan Hungaria: 30 jam
Baca Juga: Intip Beasiswa Ke Luar Negeri Tanpa IPK yang Perlu Diketahui!
2. Amerika Serikat
Berbeda dengan Indonesia dan Eropa, sistem kredit di Amerika Serikat dikenal dengan nama Semester Credit Hours (SCH). SCH dihitung berdasarkan jam tatap muka mahasiswa dengan dosen. Untuk menyelesaikan jenjang S1 seorang mahasiswa di Amerika Serikat wajib menyelesaikan setidaknya 120-130 SCH dan jenjang S2 sebanyak 30-64 SCH.
Sehingga, seorang mahasiswa di Amerika Serikat wajib memiliki belajar tatap muka sebanyak 15 hingga 16 SCH per semester. Satu SCH setara dengan 3 jam belajar, sehingga tiap minggunya seorang mahasiswa akan memiliki beban tatap muka sebanyak 3 jam selama 15 hingga 16 minggu. Penghitungan SCH ini sudah termasuk 2 jam unsupervised activities seperti mengerjakan tugas, membuat rangkuman kuliah, menulis penelitian, dan sebagainya.
Rekomendasi Bimbingan Persiapan Lolos Universitas Luar Negeri
Ingin lolos universitas luar negeri? Yuk konsultasi dengan konsultan expert Schoters agar persiapan daftar universitasmu lebih terarah.
Butuh program lain untuk persiapan dapat universitas luar negeri? Cek program terbaik dari Schoters untuk bimbingan persiapanmu, dijamin terlengkap.