Kenapa UI Disebut Kampus Perjuangan?
Universitas Indonesia (UI) adalah universitas tertua yang berdiri di Indonesia. Perjalannya adalah ketika Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1849 membangun sebuah sekolah tinggi ilmu kesehatan. Pada Januari 1851 sekolah tersebut secara resmi dinamakan sebagai Dokter-Djawa School. Sekolah tinggi ini mengkhususkan diri pada ilmu kedokteran, tepatnya pendidikan tenaga mantri. Setelah sempat mengalami perubahan nama di akhir abad 19, tepatnya di tahun 1898, nama Dokter-Djawa School berubah menjadi School tot Opleiding van Indische Artsen (School of Medicine for Indigenous Doctors) atau dikenal juga sebagai STOVIA. Selama 75 tahun STOVIA berfungsi sebagai tempat pendidikan terbaik untuk calon dokter di Indonesia, sebelum ditutup pada 1927.
Namun demikian, sebuah Sekolah Kedokteran kemudian dibangun bersama dengan empat sekolah tinggi lain di beberapa kota di Jawa Dengan berbagai dinamika yang terjadi. UI kemudian berkembang dan memiliki berbagai fakultas yang terpusat di Kampus Baru di Depok. Setelah kemerdekaan berhasil direbut, pada tanggal 2 Februari 1950 secara resmi ditetapkan sebagai hari lahir UI.
Dengan seiring berjalannya waktu mahasiswa UI dianggap memiliki peran penting dalam berbagai skenario perubahan khususnya dalam pemerintahan dan pergerakan massa. Mahasiswa UI dianggap memegang peranan yang penting. Pada tahun 1966 ketika mahasiswa UI tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang menentang pemerintahan Soekarno dengan mencetuskan istilah TRITURA (tiga tuntutan rakyat) dan yang menjadi puncaknya adalah ketika terdapat dua kekuatan besar yang mewakili mahasiswa UI dalam menjalankan aksi demonstrasinya yaitu Senat Mahasiswa (SM) UI dan Kesatuan Aksi Keluarga Besar UI (KB UI) yang memegang peran penting dalam sebuah aksi massa besar-besaran sehingga berhasil menggulingkan pemerintahan Soeharto. Sejak itulah julukan Kampus Perjuangan semakin melekat pada mahasiswa UI.