Rahasia Dibalik Nama UGM

Kenapa ya nama kampus terbaik di Yogyakarta dan salah satu kampus terbaik di Indonesia adalah  Universitas Gadjah Mada, kenapa bukan Universitas Hayam Wuruk. Padahal kan rajanya Hayam Wuruk, Gadjah Mada cuma sekedar (maha)patih. atau  malah nama lain, Universitas Majapahit, Ken Arok atau Jaya baya misalnya. Kan sangar??

Gadjah Mada adalah nama yang unik untuk sebuah Universitas. Dia bukanlah seorang pahlawan kemerdekaan Indonesia atau semacamnya. Dia “cuma” seorang (maha)pati dari sebuah kerajaan bernama Majapahit yang mempunyai cita-cita “menaklukkan” seluruh bumi Nusantara di bawah pemerintahan Majapahit. Kalau pun harusnya dipilih tokoh dari masa itu, mungkin harusnya Hayam Wuruk yang dipilih, Karena dia adalah raja yang membawa Majapahit ke dalam masa keemasaannya. Dan dibantu oleh Gadjah Mada tentunya.

Padahal bagi masyarakat Jawa, nama adalah sesuatu yang sakral, yang merupakan wujud doa dan harapan orang tua bagi anaknya. Apa sebenarnya harapan Presiden Soekarno, yang merupakan “orang tua” bagi universitas ini waktu berdirinya Kampus Biru ini??

Ternyata, presisden Soekarno menginginkan universitas ini meneladani sikap seorang Gadjah Mada, yaitu :

  1. Sumpah Palapa.

Sumpah Palapa sebenarnya adalah sumpah Gadjah Mada untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan di Nusantara, dalam satu pemerintahan Mahapahit. Dia berjanji tidak akan makan buah palapa (yang maknanya tidak akan bersenang-senang) sebelum cita-citanya berhasil. Nah, Sumpah Palapa ini secara filosofis bisa disamakan dengan peribahasa “berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian”. Mahasiswa UGM seharusnya rela bersakit-sakti dahulu dengan segala macam kampus dan dinamikanya, sampai bersenang-senang dengan karyanya nantinya.

2.  Ajaran Gadjah Mada

Ternyata, Gadjah Mada punya empat ajaran dalam menjalani hidup.

  1. Pertama Trisna tan satrisna. Arti sebenarnya tidak ada rasa kasih. Tidak mempunyai rasa percintaan dengan siapa pun. Namun, bisa kita artikan dengan tidak pilih kasih.
  2. Haniakan musuh. Ajaran ketiga ini artinya meniadakan musuh. Tidak ada musuh, yang mempunyai arti sebenarnya dari ajaran ini adalah tumpas dan basmi semua musuh. Rawe-rawe rantas, malang-malang putung. Mungkin itu bahasa kerennya.
  3. Satya haprabu. Taat kepada penguasa. Loyalitas dan kesetiaan Gadjah Mada sebagai seorang patih Majapahit memang tidak diragukan lagi, karena dia merintis karir di Majapahit mulai dari prajurit tingkat paling rendah.
  4. Ginong pati dino. Dibuat besar setiap hari. kalo kita artikan  harus berlatih dan berkembang setiap harinya.

Para founding father UGM, tentunya tahu betul hal ini. Mereka ingin universitas ini menjadi sebuh tempat didiknya Gadjah Mada-Gadjah Mada yang lain. Rakyat jelata seperti Gadjah Mada bisa menjadi orang yang besar. Dengan ketajaman visi, semangat juang, rela berkorban, kesetiaan, pengabdian, dan kesabarannya, Gadjah Mada bahkan mungkin pamornya lebih tinggi daripada rajanya. Mungkin bisa di sini juga bisa diambil kesimpulan bahwa kita juga harus menghargai seseorang karena kerja kerasnya, bukan karena asal keturunannnya.

Sumber buku berjudul “Filosofi UGM” karangan Heri Santoso  Dosen Fakultas Filsafat UGM

Gambar : https://ugm.ac.id/