8 Culture Shock Kuliah di Jepang Bagi Pelajar Indonesia
Belajar dan pindah ke luar negeri bukannya tanpa tantangan ya teman-teman, terlebih di Jepang. Mulai dari budaya sekitar, sistem belajar, cuaca, makanan, dan hal kecil lainnya jika tidak dipersiapkan dengan baik bisa mengganggu proses belajarmu. Agar kamu bisa mempersiapkan diri lebih baik, berikut Schoters rangkumkan 8 culture shock kuliah di Jepang.
1. Tidak Ada Masa Orientasi
Berbeda dengan kegiatan sekolah di Indonesia, Jepang tidak memberikan masa orientasi pada mahasiswanya. Berbeda dari Indonesia yang selalu mengadakan orientasi untuk pengenalan lingkungan kampus dan bertemu dengan kakak kelas. Pada hari pertama, kamu akan langsung belajar di ruang kelas. Jadi persiapkan dirimu sejak hari pertama ya, agar tidak kagok karena culture shock kuliah di Jepang.
2. Tingkat Kedisiplinan yang Tinggi
Salah satu culture shock kuliah di Jepang yang paling banyak dirasakan oleh pelajar Indonesia adakah tingkat kedisiplinan yang tinggi. Orang Jepang biasa akan datang 10 menit sebelum acara dimulai. Para dosen di Jepang juga terkenal ketat dan kamu tidak bisa menyepelekan aturan-aturan yang diberikan saat ada di dalam kelas.
Baca Juga: Jurusan Kuliah Populer di Jepang, Ada Beasiswa nya lho!
3. Tingkat Individualitas yang Tinggi
Agak berbeda dengan sistem belajar Indonesia yang banyak menggunakan tugas kelompok, kamu akan hampir tidak menemukan tugas kuliah yang dikerjakan bersama-sama. Karena tingkat individualitas yang tinggi, kamu tidak bisa menggantungkan dirimu pada orang sekitarmu. Jadi persiapkan dirimu ya agar tidak culture shock kuliah di Jepang.
4. Sistem Absensi yang Ketat
Karena tingkat kedisiplinan yang tinggi, kamu tidak akan bisa “titip absen” seperti yang banyak ditemui di Indonesia. Sistem absensi sudah banyak menggunakan barcode dan kehadiran menjadi salah satu penentu kelulusan.
5. Cuaca di Jepang
Selain di lingkup kelas, satu hal yang tidak bisa kau remehkan adalah cuaca. Cuaca juga menjadi salah satu faktor culture shock kuliah di Jepang bagi para pelajar Indonesia.
Di Jepang, suhu bisa mencapai -20 derajat Celcius di musim dingin dan 40 derajat Celcius di musim panas. Mempersiapkan diri dengan baju dan obat yang tepat akan membantumu untuk survive di cuaca yang ekstrem.
6. Sistem Transportasi yang Besar dan Padat
Sebagai orang Indonesia, kamu pasti akan takjub dengan sistem transportasi Jepang yang luas, besar dan padat. Puluhan titik stasiun bawah tanah dengan terowongan pejalan kaki, menjadi pilihan banyak orang untuk berpergian.
Kalau tidak cermat, kamu bisa melewatkan tujuan pemberhentian. Maka dari itu, persiapkan perjalananmu agar tidak tersesat dan culture shock kuliah di Jepang ya.
7. Tanda Tangan Menggunakan Hanko
Culture shock kuliah di Jepang yang banyak orang tidak sangka adalah sistem tanda tangan Jepang yang berbeda dengan Indonesia. Hal ini harus diperhatikan, terlebih bagi kamu seorang mahasiswa Internasional yang akan mengisi beberapa dokumen selama mas belajarmu.
Jepang menggunakan hanko atau cap bertanda khusus untuk memvalidasi dokumen visa, resume, bank, dan dokumen penting lainnya. Kamu bisa membuat hanko-mu sendiri di toko-toko hanko terdekat ya.
Baca Juga: Mau Kuliah di Jepang? Ini Biaya Hidup yang Perlu Kamu Siapkan!
8. Tidak Ada Pengering di Asrama
Bagi orang Indonesia, mengeringkan baju tanpa pengering adalah hal yang biasa. Tapi mungkin akan berbeda ceritanya di saat Musim Dingin ya. Meski salah satu negara maju, Jepang masih mempercayai jika menjemur pakaian di matahari lebih baik. Namun sedikit berbeda dari Indonesia, tempat jemuran di Jepang biasanya bisa dibuka dan ditutup.
Sudah Siap Kuliah di Jepang?
Dari 8 culture shock kuliah di Jepang, mana yang paling menarik untukmu? Jika kamu makin semangat setelah mengetahui 8 culture shock kuliah di Jepang di atas, berarti kamu sudah setengah siap untuk belajar ke Negeri Sakura. Mantapkan persiapan lainnya dengan program Schoters Study Abroad di bawah ini!