Pengalaman Lolos Beasiswa LPDP Ghaida: Persiapan yang Dilakukan Sambil Bekerja

Siapa bilang mempersiapkan diri untuk beasiswa kuliah di luar negeri sambil bekerja merupakan hal yang tidak mungkin? Disini Kak Ghaida Setiana atau yang biasa di sapa Kak Ghaida akan membagikan pengalaman dalam proses meraih beasiswa LPDP dan tips buat para Hunters diluar sana.

 

Pengalaman student Schoters lolos LPDP

Ghaida Setiana atau yang biasa di sapa dengan Kak Ghaida merupakan salah satu student Schoters yang lolos beasiswa LPDP di University College London dengan jurusan Global Health and Development jenjang S2 di tahun 2022. Sebelum dinyatakan lolos beasiswa LPDP, Kak Ghaida sempat mendaftar 3 beasiswa lainnya yaitu SISGP, AAS, dan Fulbright.

Sejak SMA Kak Ghaida sudah memiliki keinginan untuk study abroad, bercermin dari ayahnya sendiri yang menempuh studi S2 & S3 nya di Manchester. Perjalanan Kak Ghaida dalam mencari universitas yang ingin dituju dimulai dari melihat peringkat universitasnya di dunia, bagaimana kurikulumnya, apa saja jurusannya dan apakah berminat atau tidak.

UCL, Karolinska Institute, dan University of Melbourne merupakan 3 universitas yang diminati oleh Kak Ghaida. Terutama UCL yang termasuk dari top 10 universitas di dunia. Program yang diminatinya  pun berbeda dengan jurusan public health pada umumnya, Kak Ghaida berminat dengan jurusan global health yang mengarah ke social science . Pada akhirnya setelah berjuang keras, Kak Ghaida pun berhasil diterima di salah satu universitas yang diminatinya yaitu UCL atau University College London.

 

Baca Juga: Ketahui Informasi Lengkap Tentang Beasiswa LPDP Disini!

 

Pengalaman kuliah di luar negeri

Seringkali ada stigma yang menyatakan bahwa orang Indonesia akan kurang percaya diri apabila kuliah di luar negeri. Hal tersebut tidak sepenuhnya benar karena berdasarkan pengalaman kuliah di luar negeri Kak Ghaida, ia memiliki 2 teman satu jurusan yang berasal dari Indonesia dan mereka termasuk mahasiswa yang sangat aktif.

Berbeda dengan Kak Ghaida yang introvert, ada beberapa moment dimana ia kurang percaya diri salah satunya ketika ingin bertanya di kelas besar. Tentunya hal ini tidak dialami oleh Kak Ghaida saja, pastinya ada banyak orang yang ingin bertanya tapi malu saat berada di kelas besar.

Untungnya setiap akhir perkuliahan para dosen di sana memperbolehkan mahasiswanya untuk bertanya lewat email. Salah satu jalan ninja Kak Ghaida apabila malu bertanya adalah bertanya lewat email dan untungnya para dosen sangat responsif. Mereka juga mengecek email dengan detail bahkan sampai diberikan bahan baca artikel dan buku.

Selain berbicara tentang kehidupan perkuliahan di kelas, berbicara tentang tugas yang diberikan selama berkuliah di UCL juga cukup berat dan menantang bagi Kak Ghaida. Berbeda ketika sedang membuat esai untuk beasiswa atau universitas, tugas esai yang diberikan di perkuliahan seringkali harus memberikan opini untuk suatu konflik dan tidak ada jawaban yang salah atau benar

Sebagai seseorang yang tidak terbiasa dalam memberi opini, tugas tersebut merupakan tantangan bagi Kak Ghaida. Banyak bacaan yang perlu dibaca dan harus melakukan riset dan mengumpulkan sumber terlebih dahulu. Namun proses dalam membuat essai beasiswa dan universitas sebelumnya sudah menjadi ajang latihan bagi Kak Ghaida untuk menulis essai yang terstruktur juga dalam Bahasa Inggris.

 

ghaida setiana

 

Bagaimana Schoters membantu proses menuju kuliah di luar negeri Kak Ghaida

Awal mula Kak Ghaida mengetahui Schoters berasal dari Instagram Schoters ditambah mendapatkan rekomendasi dari teman LPDP-nya. Pada tahun 2021 ketika memutuskan untuk menjadi student Schoters, Kak Ghaida baru memiliki sertifikat IELTS dan ia sendiri membutuhkan bimbingan untuk daftar universitas dan beasiswa.

Awal daftar Kak Ghaida sempat kebingungan dalam mengisi profile; jurusan mana yang diminati dan mana yang kurang diminati. Saat pertama kali bimbingan dengan mentor Schoters, ia pun diberikan database beasiswa yang lebih lengkap. Melalui database yang diberikan, ia baru mengetahui beasiswa-beasiswa lainnya berbeda dengan sebelumnya yang hanya mengetahui beasiswa yang populer saja.

Bimbingan dengan mentor Schoters dilakukan seminggu sekali untuk menanyakan detail-detail soal persyaratan daftar universitas dan beasiswa. Setiap bimbingan selalu fokus pada satu pembahasan terlebih dahulu agar tidak kewalahan. Selama bimbingan, mentor Schoters memberi tips kepada Kak Ghaida untuk membuat to-do list dan daftar prioritas, mana tenggat waktu yang paling mendekati.

Alasan Kak Ghaida daftar Schoters adalah karena tidak percaya diri untuk melakukan interview. Di Schoters, ia berlatih sampai 3 kali latihan dimana pada setiap pertemuan ia merasakan perubahan dalam dirinya, sampai-sampai yang dari awalnya gugup dalam wawancara menjadi lebih santai.

Selain itu, Mentor Schoters juga memberikan informasi seputar biaya hidup disana, tips and trik kuliah, hingga dalam bergaya pakaian. Schoters juga tidak hanya membantu dalam pembuatan essai, tetapi juga melakukan review pada CV.

Awalnya Kak Ghaida merasa tidak ada masalah dengan CV-nya, sampai ketika ia meminta review CV ke mentor Schoters ternyata ada banyak hal yang perlu diperbaiki. Review dokumen juga dilakukan sesuai timeline, bahkan bisa meminta lebih cepat apabila tenggat waktunya lebih dekat.

Ketika baru mendaftar, Kak Ghaida sempat kurang percaya diri melihat orang-orang di luar sana yang terlihat lebih terampil. Namun, mentor Schoters selalu mendorong Kak Ghaida untuk lebih percaya diri dan memberi apresiasi lewat progress kak Ghaida dalam penulisan essai.

Perjalanan Graduation Preparation School Kak Ghaida bisa dibilang cukup singkat dimulai dari akhir tahun 2021 sampai September 2022 sudah berada di London.

 

Tertarik kuliah di luar negeri dan ingin berkonsultasi lebih lanjut dengan konsultan expert? Schoters bisa bantu kamu mulai dari persiapan memilih universitas, beasiswa, persyaratan dokumen hingga interview. Silakan klik tombol “Konsultasi Kuliah di Luar Negeri” di bawah ini dan kamu bisa bebas tanya apapun 👇

ghaida setiana

 

Tips LPDP dari Kak Ghaida

1. Buat perencanaan

Buat skenario map. “Bagaimana apabila skor IELTS tidak cukup? apakah retake dulu? atau daftar universitas lain?” Buat plan A B C D agar tetap selaras dengan tujuan.

2. Fokus dengan tahapan di depan mata

Tahap pertama seleksi administrasi? kalau begitu fokus dulu untuk essai dan penilaian diri. Jangan langsung memikirkan bagaimana TBS nanti atau bagaimana interview nanti. Fokus terlebih dahulu pada tahap yang sedang di depan mata.

3. Tau kapabilitas diri sendiri

Ketahui kapabilitas diri sendiri, kenali kelemahan yang perlu di poles. Saat lolos administrasi, Kak Ghaida mengetahui bahwa ia lemah di hitung-hitungan sehingga mengikuti les untuk TBS ditambah dengan belajar matematika di pagi hari.

4. Buat mockup interview / simulasi wawancara

Apabila merasa tidak percaya diri saat interview dan sering demam panggung, buat mock up interview atau simulasi latihan wawancara. Bisa dibantu dengan Schoters.

5. Nothing to lose mindset

Dengan memiliki mindset nothing to lose dapat meringankan tekanan pada diri sendiri dan mudah menerima hasil yang sudah terjadi. Sehingga dapat cepat melanjutkan ke perencanaan selanjutnya yaitu rencana B, C atau D.

 

Baca Juga: Apa Saja Tahapan Pada Beasiswa LPDP? Cari Tau Disini!

 

Kendala dalam persiapan beasiswa kuliah di luar negeri

Persiapan yang dilakukan Kak Ghaida dibarengi dengan ia yang bekerja walaupun work from home atau bekerja di rumah. Mendapatkan dukungan dari kantor juga menjadi peran krusial yang mempengaruhi perjalanan Kak Ghaida. Kak Ghaida juga terlebih dahulu izin ke atasan untuk melanjutkan S2 yang ternyata sangat didukung oleh atasannya, sehingga permintaan cuti dalam rangka tes IELTS & LPDP  pun dilancarkan.

Sebelum mengundurkan diri dari pekerjaannya, sambil mengejar beasiswa Kak Ghaida berusaha untuk menyeimbangkan itu semua. Ketika bekerja dari pukul 9 pagi sampai pukul 5 sore maka maka pikiran difokuskan pada pekerjaan. Setelah jam menunjukan pukul 5 sore, waktunya  tutup laptop dan fokus bimbingan dengan Schoters.

Selama bimbingan dengan Schoters dilakukan lewat chat telegram karena lebih fleksibel. Meskipun melalui chat, mentor Schoters tidak pernah membalas dengan singkat, melainkan merespon dengan cepat juga detail. Bekerja WFH justru sangat menguntungkan Kak Ghaida karena setelah kerja bisa langsung lanjut bimbingan.

 

Rekomendasi bimbingan persiapan studi di luar negeri

Ingin lolos beasiswa luar negeri? Yuk konsultasi dengan konsultan expert Schoters agar kamu lebih tahu informasi selengkapnya bersama Schoters!

Butuh program lain untuk persiapan dapat universitas luar negeri? Cek program terbaik dari Schoters untuk bimbingan persiapanmu, dijamin terlengkap.

ghaida setiana