Pengalaman Lolos Beasiswa LPDP Mitha: Tantangan dan Tips Mengatasinya
Mengalami penolakan berkali-kali merupakan tantangan yang sering dihadapi oleh orang-orang di luar sana. Namun pada artikel ini, menghadapi penolakan lebih dari 5 kali tidak menghentikan tekad Mitha Nanda Angelina untuk mendapatkan beasiswa studi di luar negeri.
Apa saja tantangan dan tips menghadapi tantangan-tantangan tersebut dari Kak Mitha? Cari tau lengkapnya di bawah ini.
Pengalaman student Schoters lolos LPDP
Mitha Nanda Angelina atau biasa dipanggil Kak Mitha merupakan salah satu student Schoters yang lolos beasiswa LPDP. Sebelum berhasil lolos beasiswa LPDP, Kak Mitha sudah melamar sebanyak 10 beasiswa yang antara lain adalah: Turki, Hungaria, Invest Your Talent Italy, KAIST, CGS, Chevening, dan juga sempat ditolak LPDP satu kali.
Kuliah di luar negeri sendiri memang merupakan impian Kak Mitha sejak SMA. Sejak SMA, ia sudah memiliki minat untuk study abroad namun masih belum berkesempatan untuk lolos. Bahkan setelah menjalani studi S1, impian tersebut masih ada namun dikarenakan ia memiliki minim informasi tentang program beasiswa jenjang S1, mimpi tersebut pun harus kandas.
Pada tahun 2019 ketika mendaftar beasiswa LPDP, Kak Mitha belum berkesempatan untuk diterima karena gagal pada tes akademik. Hal tersebut sempat membuat Kak Mitha pupus harapan dan berakhir dengan Kak Mitha yang memutuskan untuk mengambil kelas karyawan S1 di STT Migas sembari bekerja.
Namun tidak sampai disitu, pada tahun 2021 Kak Mitha kembali mendaftarkan diri untuk beasiswa LPDP bertepatan dengan sertifikat IELTS -nya sendiri yang sebentar lagi akan kadaluarsa. Merasa kesempatan tersebut merupakan kesempatan terakhir, ia pun mengambil kesempatan tersebut yang ternyata merupakan hal yang tepat karena ia berhasil lolos beasiswa LPDP.
Baca Juga: Tertarik Ikut Beasiswa LPDP? Simak Informasi Lengkapnya Disini!
Kendala terbesar yang dihadapi selama mendaftar beasiswa
Saat melamar beasiswa, Kak Mitha pernah tidak lolos tahap esai dikarenakan isi dari esai yang ia buat dinilai kurang berbobot. Ditambah di kampusnya sendiri tidak ada kakak tingkat ataupun alumni yang bisa diajak berkonsultasi terkait pembuatan esai yang menjadikannya terkendala pada tahap tersebut.
Selain proses penulisan esai, ia juga mengalami kendala dalam persiapan IELTS. Sebagai seorang mahasiswi yang kuliah sambil bekerja tentunya ia tidak memiliki banyak waktu dalam mempersiapkan diri untuk tes IELTS. Hal tersebut menjadikan persiapan yang ia lakukan hanya dapat dilakukan di sela-sela kegiatan kuliah dan kerja.
Tantangan & tips beasiswa LPDP
1. Tes akademik
Bagi Kak Mitha, tes akademik merupakan salah satu tahap yang paling menantang dikarenakan waktunya yang singkat berbanding terbalik dengan soalnya yang panjang. Hal tersebut menjadikan Kak Mitha gugup saat sedang mengerjakan tes akademik.
Tips dari Kak Mitha dalam mengatasi tantangan ini ialah perbanyak latihan di rumah dan jangan lupa belajar semua materinya. Perkirakan pertanyaan-pertanyaan yang sekiranya akan muncul dan susun jawabannya sebagai persiapan apabila pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul.
2. Interview
Selain tes akademik, tahap interview juga tahap yang terbilang susah bagi Kak Mitha. Menurut Kak Mitha, pewawancara tidak terlalu tertarik dengan obrolan melainkan lebih tertarik pada pelamar yang menanyakan hal-hal yang detail.
Tips dari Kak Mitha saat akan menghadapi interview LPDP adalah lakukan mock interview atau latihan wawancara untuk memperlancar di tahap interview nantinya. Selain itu, tipsnya adalah jawab point dari pertanyaan yang ditanyakan sebelum jawaban dielaborasikan agar point dari jawaban tersebut tersampaikan.
3. Essay
Pada bagian essay bukan termasuk tantangan yang begitu besar bagi Kak Mitha tapi tetap dinilai agak tricky. Tips dari Kak Mitha untuk pengerjaan essay pada bagian pertanyaan LPDP dapat dijawab dengan sesuatu yang detail tapi tidak terlalu besar dan memiliki impact ke satu lokasi.
Tips lebih lanjutnya untuk tahap ini dari Kak Mitha adalah pilih sesuatu yang masuk akal untuk diperbaiki dalam kurun waktu 5-10 tahun kedepan. Dapat dipilih dari hal yang kecil terlebih dahulu asal memiliki tujuan yang masuk logika untuk diselesaikan dalam waktu dekat.
4. Sertifikasi bahasa
Untuk sertifikasi bahasa sendiri juga tidak termasuk tantangan yang begitu besar bagi Kak Mitha namun tentunya membutuhkan biaya yang cukup banyak dan persiapan yang tidak bisa dibilang sebentar. Tips dari Kak Mitha adalah lakukan persiapan yang tekun karena untuk persiapan IELTS sendiri butuh waktu 8 bulan untuk mencapai skor yang tinggi.
Yang jelas, pastikan semua persyaratan dilengkapi dan tidak ada satu pun yang terlewatkan.
Kehidupan selama di US
Saat ini Kak Mitha sedang menempuh studi S2 di Texas A&M dengan research di Carbon Capture and Secret Storage. Awal menjalani perkuliahan S2 di US memang terdapat sedikit kendala karena perubahan bahasa yang tadinya saat S1 menggunakan Bahasa Indonesia namun kini menggunakan Bahasa Inggris.
Selama berkuliah S2 di Texas A&M, menurut Kak Mitha para professor di sana menganggap para mahasiswanya sebagai kolega dan setara. Apabila mahasiswa ingin menyanggah, maka professor akan melakukan cek ulang dan dibahas kembali. Bahkan para professor di sana tidak sungkan untuk diajak diskusi apabila mahasiswanya merasa ada yang salah dengan yang dikatakan professor saat pembelajaran berlangsung.
Selain Kak Mitha yang menganggap bahwa sistem pendidikan disana yang terbilang bagus, tetapi ada juga beberapa culture shock yang dialami selama menempuh pendidikan di US. Terutama US sendiri dapat dikatakan tidak terlalu aman mengingat banyak sekali kasus penembakan yang terjadi sehingga menjadi salah satu alasan warga negara asing untuk meningkatkan kewaspadaan selama berada disana.
Rasisme juga menjadi salah satu hal yang di takutkan oleh Kak Mitha selama berada di US. Namun realitanya, para penduduk lokal di sana lebih baik daripada yang ia bayangkan. Kak Mitha juga tinggal di kota kecil yang banyak ditinggali oleh mahasiswa internasional sehingga para warga negara disana sudah terbiasa dengan orang-orang asing, meski begitu perlakuan mereka tidaklah sama terutama di Kota New York.
Pertama kali Kak Mitha datang, ia juga harus beradaptasi dengan cuaca yang berbanding terbalik dengan Indonesia. Bahkan Kak Mitha pernah kena winter storm selama satu minggu penuh. Dan tentunya selain persoalan cuaca, Kak Mitha juga menghadapi persoalan makanan.
Seperti yang diketahui, makanan pokok orang Indonesia adalah nasi yang harus dijumpai di menu-menu makanan berat. Selama disana, Kak Mitha harus menyiapkan bekal setiap hari karena pasti akan berada seharian di kampus. Sehingga sehari-hari Kak Mitha harus bangun lebih pagi untuk menyiapkan makanan.
Tertarik kuliah di luar negeri dan ingin berkonsultasi lebih lanjut dengan konsultan expert? Schoters bisa bantu kamu mulai dari persiapan memilih universitas, beasiswa, persyaratan dokumen hingga interview. Silakan klik tombol “Konsultasi Kuliah di Luar Negeri” di bawah ini dan kamu bisa bebas tanya apapun 👇
Pesan untuk para pejuang beasiswa
Sebagai seseorang yang berasal dari kampus yang bukan universitas ternama di Indonesia, Kak Mitha berpesan untuk jangan merasa tidak percaya diri. Ia berpesan bahwa jangan merasa tidak bisa bersaing dengan kandidat-kandidat lain, yang terpenting adalah bagaimana kamu dapat membangun personal branding yang baik di mata rekruter-rekruter di luar sana.
Latar belakang pendidikan bukan merupakan satu-satunya faktor penentu yang menunjukan nilai diri seseorang. Terlepas dari latar belakang pendidikan kamu yang mungkin tidak berasal dari universitas ternama ataupun lulusan kuliah luar negeri, bukan berarti kamu tidak memiliki kesempatan untuk bersaing dengan orang-orang di luar sana.
Bimbingan studi ke luar negeri di Schoters
Dari tantangan-tantangan yang dihadapi oleh Kak Mitha selama proses melamar beasiswa merupakan tantangan yang dapat dihadapi bersama Schoters. Schoters menyediakan program-program bimbingan beasiswa dan kuliah di luar negeri yang sudah berhasil membantu banyak orang untuk meraih kampus impian di luar negeri.
Permasalahan pembuatan essay, wawancara, atau persiapan IELTS yang dihadapi oleh Kak Mitha merupakan permasalahan yang solusinya disediakan oleh Schoters melalui program-program yang dibuat oleh Schoters. Lewat Schoters, salah satunya terdapat program Study Abroad Academy yang dapat membimbing Hunters untuk meraih kampus impian luar negeri.
Schoters akan membantu perencanaan pendidikan dari mulai menentukan beasiswa atau universitas dan memberi bimbingan dengan mentor untuk dapat memberi arahan dalam membantu Hunters tembus kuliah di luar negeri. Pengecekan dokumen sampai essay dan latihan wawancara juga akan diberlakukan untuk dapat lebih memantapkan Hunters dalam meraih cita-cita kuliah di luar negeri.
Baca Juga: Ketahui 4 Tahapan Seleksi LPDP Disini!
Rekomendasi bimbingan persiapan studi di luar negeri
Ingin lolos beasiswa luar negeri? Yuk konsultasi dengan konsultan expert Schoters agar kamu lebih tahu informasi selengkapnya bersama Schoters!
Butuh program lain untuk persiapan dapat universitas luar negeri? Cek program terbaik dari Schoters untuk bimbingan persiapanmu, dijamin terlengkap.